Makam Syekh Mansyur Cikadueun

Makam Syekh Mansyur terletak di Kampung Cikadueun, Desa Cikadueun, Kecamatan Cimanuk, Menurut kisah yang berkembang  di masyarakat , Syekh Mansyur  berkaitan dengan riwayat Sultan Haji  atau Sultan Abu al Nasri  Abdul al Qahar, Sultan Banten  ke tujuh yang merupakan putera  Sultan Ageng Tirtayasa.  Masa  pemerintahan  Sultan Haji yang kooperatif dengan Belanda ini dipenuhi dengan pemberontakan dan kekacauan di segala bidang, bahkan sebagian  masyarakat  tidak mengakuinya sebagai sultan.

Karena riwayat Sultan Haji yang sangat memalukan dan memprihatinkan tersebut, maka timbullah berbagai cerita yang menyimpang dari data-data sejarah. Diceritakan  bahwa yang melawan Sultan Ageng bukanlah Sultan Haji, melainkan orang yang menyerupai Sultan Haji yang berasal dari Pulau Putri atau  Mejati. Orang ini datang ke Banten ketika Sultan Haji sedang menuaikan ibadah hajil ke Mekkah.

Setelah selesai menuaikan ibadah  haji, Sultan Haji yang asli kembali ke Banten dan mendapati kenyataan  Banten sedang dalam keadaan  penuh huru hara. Untuk menghindari keadaan yang  lebih buruk lagi, Sultan Haji pergi ke Cimanuk, tepatnya kearah Cikadueun, Pandeglang. Di Cikadueun ia menyebarkan agama Islam  hingga wafat disana.  Ia dikenal dengan  nama  Haji Mansyur atau Syekh Mansyur Cikadueun. Namun cerita seperti ini dari sisi sejarah sangat lemah, dan hanya di anggap sebagai cerita rakyat atau  legenda ya ng mengandung nilai dan makna filosofis.

Sumber lain mengatakan , Syekh Mansyur Cikadueun adalah ulama besar yang berasal dari Jawa Timur yang hidup semasa dengan Syehk Nawawi al Bantani. Kedua tokoh tersebut terlibat langsung dalam perang Diponogoro ditangkap oleh Belanda, Syekh Mansyur dilkejar oleh Belanda dan akhirnya menetap di kampung Cikadueun, Syekh Nawawi kemballi ke Mekkah.

Kepurbakalaan yang terdapat di komplek makam Syekh Mansyur Cikadueun ini hanyalah batu nisan pada makam Syekh Mansyur yang tipologinya menyerupai batu nisan  tipe Aceh. Nisan ini memiliki bentuk dasar pipih, bagian kepala memiliki dua undakan, makin keatas makin mengecil. Pada bagian atas badan nisan terdapat tonjolan berbentuk tanduk. Hiasan berupa sulur daun dan tanaman terdapat hampir diseluruh badan nisan tanpa ragam  hias kaligrafi

0 comments "Makam Syekh Mansyur Cikadueun", Baca atau Masukkan Komentar

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...